Dongeng Kancil dan Buaya – Grameds pasti sudah tidak asing dong dengan dongeng yang menceritakan tentang hewan kancil melawan buaya? Padahal dari segi ukuran tubuh, kancil lebih kecil daripada buaya sehingga bisa saja dirinya kalah dan menjadi santapan buaya. Namun dalam dongeng ini, kancil digambarkan sebagai hewan yang kecil tetapi cerdik meskipun lawannya adalah hewan buaya, salah satunya adalah buaya. Meskipun alur cerita dalam dongeng si kancil itu selalu sama yakni si kancil akan tetap memenangkan perlombaan, tetapi tetap saja kok semua dongeng tersebut memiliki nilai moral yang tak kalah baiknya. Berhubung dongeng itu termasuk dalam karya sastra yang memiliki fungsi utile alias bersifat mendidik, maka isi dongeng itu juga harus berupaya memberikan pengajaran kepada pembacanya. Tak terkecuali dengan dongeng kancil dan buaya ini, yang ternyata memiliki banyak sekali muatan nilai moralnya. Lalu bagaimana sih dongeng kancil dan buaya ini? Bagaimana pula muatan nilai moral dalam dongeng tersebut? Yuk simak ulasan berikut ini, siapa tahu Grameds hendak menceritakannya kepada anak, adik, atau keponakan kita mengenai dongeng menakjubkan ini. Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali. “Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya… Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Memang sudah kebiasaan mereka untuk berjemur terutama ketika matahari tengah terik seperti ini. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, Si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang tengah berjemur itu. “Hai buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil. “Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira tersebut!” Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…” Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai. Sementara menunggu Buaya dan kawanan lainnya datang, Si Kancil tengah berangan-angan untuk segera menikmati timun favoritnya. Tak lama kemudian, semua buaya yang awalnya berada di dasar sungai telah berkumpul di tebing sungai. Si Kancil lantas memulai pembicaraan kembali, “Hai buaya sekalian. Aku kemari karena telah diperintahkan oleh Sang Raja Hutan untuk menghitung kalian semua. Sebab, Sang Raja Hutan hendak memberikan kalian semua hadiah istimewa pada hari ini. Maka dari itu, berbarislah kalian semua dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana ya…” Mendengar perintah yang berhubungan dengan Sang Raja Hutan, tentu saja langsung membuat para buaya melaksanakannya tanpa membantah. Mereka langsung berbaris dengan rapi sesuai dengan perintah Si Kancil. “Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar. Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…” Melihat si Kancil yang tertawa-tawa sambil berkata demikian, para buaya merasa marah sekaligus malu karena telah diperdaya oleh Si Kancil. “Dasar kamu Kancil nakal nan licik. Awas kamu ya… Kalau bertemu lagi, akan kumakan kamu!” kata salah satu buaya. Si Kancil sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut dan langsung berlari kegirangan meninggalkan para buaya untuk segera menuju kebun timun yang ranum. Dirinya segera menghilangkan rasa lapar di dalam kebun timun tersebut. Dongeng tentang Kancil dan Buaya Singkat dalam Bahasa Inggris One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder if the water’s warm. I’ll put in my leg and find out.” Of course Mouse Deer didn’t put it in his leg. He picked up a stick instead and put one end into the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Can’t you tell the difference between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else. The next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile looked like a log when he floated. Mouse Deer didn’t want to be eaten by Crocodile when he crossed the river. Suddenly, he had an idea. He called out loud, “Crocodile!” Crocodiles rise from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you come to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have orders from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a party. He wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough meals for you.” “Really…? Tell us what to do,” said Crocodile be pleased. “Yap, but you must line up from this side of the river to the other side. I will count all of you so the meals are enough” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile, “Two” And the next crocodile, “Three”. Mouse Deer kept jumping until he arrived on the other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,” said Mouse Deer while jumping across the river. He laughed and said, “Oh crocodiles, do you know that I actually do not bring good news from the King of the Jungle? Actually I have tricked all of you into crossing this great river. Ha ha ha…” Seeing the mouse deer laughing while saying that, the crocodiles felt both angry and ashamed because they had been tricked by the mouse deer. “You are a naughty and cunning Mouse Deer. Watch out, okay… If we meet again, I’ll eat you!” said one of the crocodiles. The mouse deer was not at all afraid of the threat and immediately ran to the forest. Melatih Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Dongeng Kancil Apakah Grameds tahu akan series animasi bertajuk Pada Zaman Dahulu yang tayang hampir setiap hari di MNCTV? Series animasi yang berada di bawah naungan Les’ Copaque itu dinilai sangat inspiratif dan penuh makna sebab menyuguhkan animasi yang alur ceritanya sederhana serta mudah dicerna oleh semua umum. Kebanyakan, series animasi Pada Zaman Dahulu ini menggunakan alur cerita berupa dongeng si kancil dan teman-temannya di hutan. Lagipula, dongeng si kancil tersebut memang tergolong fabel dengan tema ringan sehingga anak-anak akan mudah menyimak adanya muatan nilai budaya, moral, hingga etika. Bahkan tak jarang, series animasi ini juga menanamkan nilai-nilai moral berdasarkan konsep agama Islam yang mempengaruhi perkembangan moral anak usia ini. Selain itu, tingkat pencapaian penanaman nilai-nilai moral melalui series animasi Pada Zaman Dahulu ini juga dikemukakan pada Permendikbud No. 137 Tahun 2014 dan Permendikbud No. 146 Tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak lho… Terlebih lagi kemampuan berbahasa pada anak itu memang harus dilatih, salah satunya menggunakan dongeng-dongeng interaktif seperti ini. Tidak harus melalui series animasi, tetapi juga dapat dilakukan secara langsung kepada anak menggunakan sarana buku cerita. Tekniknya berupa meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibaca atau didengarnya dari orang lain. Secara tidak langsung, hal tersebut akan meningkatkan keterampilan berbicara dan berbahasa mereka, sekaligus membangun rasa percaya diri. Apalagi, kebanyakan anak-anak itu memang sangat menyukai dongeng fiksi karena dapat menumbuhkan imajinasinya, terutama ketika membaca atau mendengar dongeng tersebut. Tak terkecuali dongeng kancil dan buaya ini. Ketika anak tengah membaca dongeng atau mendengarkan dongeng dari orang lain, mereka cenderung akan mengingat kata-kata dan mengucapkan kembali sesuai yang terlukis di dalam pikiran mereka. Hal itu juga akan membuat anak senang dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses tersebut justru sangat berpengaruh dalam menjadikan anak bersemangat dan percaya diri untuk menceritakan kembali. Pada dasarnya, kegiatan bercerita memang mampu memberikan stimulasi kepada anak untuk memperbanyak kosakata mereka. Nah, itulah ulasan mengenai bagaimana dongeng kancil dan buaya serta bagaimana dongeng dapat berpengaruh pada kemampuan berbahasa anak. Apakah Grameds bersedia menceritakan dongeng kancil dan buaya ini kepada anak, adik, maupun keponakan? Yuk ajari mereka untuk memiliki kemampuan berbahasa yang baik sekaligus percaya diri menggunakan media dongeng Si Kancil. Sumber Khoirunnisa, K., Kanzunnudin, M., & Fajrie, N. 2022. Dongeng Kancil dan Buaya Sebagai Stimulasi Keterampilan Berbicara Anak Usia 8-9 Tahun. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 82, 410-414. BACA JUGA 7 Dongeng Si Kancil Terbaik Sepanjang Masa yang Penuh Nasihat Rekomendasi Cerita Dongeng Sebelum Tidur Terbaru 7 Dongeng Pengantar Tidur Anak dengan Makna Tersirat Cerita Dongeng Legenda Batu Menangis 5 Dongeng Terkenal di Indonesia Dongeng Sunda Pesan Moralnya Rekomendasi Cerita Dongeng Anak Berbahasa Indonesia Cerita Dongeng Anak Dunia yang Recommended Pengertian dan Manfaat Dari Story Telling ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Webini Dikatakan Wallpaper HD dan adalah salah satu Website terbaik khusus mengunduh wallpaper khusus perangkat seluler Anda. Blog ini memiliki lebih dari 10.000 gambar wallpaper yang berbeda dan Semuanya diurutkan berdasarkan kategori. Gambar Mewarnai Kancil Mencuri Ketimun - Gambar Mewarnai - Gambar Mewarnai Sumber : gambarmewarnai.com
Parents pasti tidak asing dengan dongeng Kancil yang sering kita baca saat kecil, bukan? Nah, dongeng ini juga bisa dibacakan kepada anak-anak kita sebelum mereka tidur karena kaya dengan pesan moral. Cerita tentang Kancil merupakan jenis fabel, yaitu cerita tentang binatang yang bisa berbicara dan bertingkah seperti manusia. Termasuk dalam jenis cerita lama, fabel seperti cerita si Kancil ini biasanya memiliki pesan moral yang ditujukan bagi anak-anak. Melansir berbagai sumber, agar Parents bisa mulai bercerita, yuk simak variasi dongeng tentang si Kancil terbaik berikut ini! 5 Dongeng Kancil Terbaik yang Kaya Akan Pesan Moral 1. Dongeng Kancil dan Buaya Dongeng Kancil dan buaya memiliki nilai moral untuk anak. Suatu hari di dalam hutan, si Kancil terlihat tengah berjalan mencari makan. Perutnya keroncongan dan ingin sekali diisi dengan buah-buahan atau timun kesukaannya. Namun, setelah berjalan cukup jauh, ia tak juga mendapatkan makanan yang dicari. Akhirnya, si Kancil pun berjalan menuju tepi sungai besar. Saat sampai di tepi sungai besar, si Kancil terkejut. Dari kejauhan dilihatnya kumpulan pohon timun dengan buah-buahan yang ranum. Namun bagaimana ia bisa menyeberang? Tidak ada batu atau kayu sebagai pijakan. Si Kancil pun tidak bisa berenang karena arusnya cukup deras. Tiba-tiba… ia dikagetkan oleh seekor buaya yang menggigit kakinya. Kancil lupa jika sungai besar merupakan rumah dari para buaya. Sudah pasti ia akan segera menjadi mangsa. Akhirnya, Kancil memutar otak bagaimana ia bisa lolos dari ancaman sang buaya. Kancil lantas bercerita, ia mendengar kabar bahwa ada daging rusa besar tergeletak di seberang sungai. Ia berkilah datang untuk melihatnya. Mendengar hal itu, Buaya melepaskan gigitannya, ia lalu menyuruh Kancil membuktikan hal tersebut. Kancil kemudian setuju dan meminta buaya memanggil kawan-kawannya. Ia berkata bahwa daging rusa itu sangat besar dan tidak bisa dihabiskan sendirian. Buaya lalu memanggil kawanannya dan mendengarkan arahan Kancil untuk berbaris melintasi sungai. Kancil akan menyeberang sekaligus berhitung untuk membagi daging rusa tersebut. Buaya pun menurut dan Kancil segera menyeberang dengan menghitung jumlah kawanan buaya dengan keras. Sampai di seberang, Kancil tak melihat ke belakang dan langsung berlari menjauh dengan cepat. Ia akhirnya berhasil lolos dari maut dengan mengecoh kawanan buaya, dan juga mendapatkan timun ranum yang tumbuh di seberang sungai. Pesan moral Kecerdikan atau ilmu bisa mengalahkan kekuatan atau kekerasan. 2. Dongeng Kancil dan Harimau Suatu waktu, Kancil tengah beristirahat di padang rumput. Ia mengantuk karena kekenyangan setelah makan banyak timun. Tanpa sadar, ada sepasang mata yang tengah mengincarnya. Hap! Seekor Harimau dengan cepat menggigit kakinya agar tak berlari. Kancil yang gemetar ketakutan dan perutnya yang penuh karena kekenyangan tak kuasa untuk berlari. Ia pun memutar otaknya yang cerdik bagaimana bisa lolos dan tidak dimangsa Harimau. Kancil kemudian meminta Harimau mendengarkannya sebelum nantinya memakan dirinya. Kancil bercerita bahwa dirinya terduduk karena sedang kebingungan bagaimana mengambil sabuk sakti. Harimau tertarik dan meminta Kancil bercerita. Kancil kemudian memberi tahu ada sebuah sabuk sakti yang bisa membuat binatang menjadi semakin kuat. Sabuk sakti itu bisa membuat binatang yang memakainya bisa berlari kencang dan juga lebih kuat daripada hewan lain di seluruh hutan. Harimau sangat tertarik dengan cerita Kancil dan minta diantarkan ke tempat sabuk itu berada. Kancil semula menolak, karena takut sabuk sakti itu dijaga pemburu. Namun, Harimau membujuknya dengan mengatakan akan memangsa sang pemburu yang menghadangnya. Kancil menurut dan membawa Harimau ke tempat pohon besar di mana sabuk sakti disimpan. Setelah memastikan tidak ada pemburu, Kancil menunjuk sabuk sakti yang tergantung di sebuah dahan pohon kepada Harimau. Kancil berpesan jika Harimau bisa mengambilnya dengan berjalan mundur. Harimau melaksanakan perintah tersebut, sementara Kancil melihatnya dari jauh. Tepat di bawah sabuk sakti, Harimau berteriak kencang. Ternyata sabuk sakti yang dikatakan Kancil adalah seekor ular besar. Harimau pun tak bisa lari karena sang ular langsung melilit tubuhnya dan menyantapnya. Sementara itu, Kancil bisa lolos dan tak henti bersyukur masih diberi kehidupan. Pesan moral Keserakahan bisa menimbulkan kerugian, dan kecerdasan bisa menyelamatkan kita dari bahaya. Artikel terkait Mengisahkan Orangtua dan Anak, Ini 2 Contoh Dongeng Populer untuk Buah Hati 3. Dongeng Kancil dan Jerapah Jerapah terkenal sebagai hewan yang sangat kasar dan sombong. Hal ini karena, ia merasa tubuhnya paling tinggi sehingga kerap bertingkah semena-mena. Ia selalu membuat hewan di hutan marah karena ulahnya. Suatu kali, Jerapah mengusir para hewan dari mata air. Jerapah mengatakan tidak ada boleh yang minum kecuali dengan izinnya. Anak-anak hewan yang ada di sumber air juga ikut menangis karena ketakutan. Lain hari, para domba juga dibuat kesal oleh Jerapah. Domba yang tengah mengumpulkan bulu-bulunya untuk sarang ibu musang yang baru melahirkan kesal karena Jerapah dengan seenaknya menginjang dan mengotori bulu-bulu mereka. Jerapah hanya tertawa dan berlalu tanpa meminta maaf. Kancil yang mendengar cerita tersebut menawarkan diri untuk membantu. Ia kemudian mendatangi Jerapah untuk memberinya pelajaran. Kancil menantang Jerapah untuk melakukan lomba lari, hadiahnya adalah setumpuk buah dan sayur segar yang akan dikumpulkan oleh para binatang. Jerapah setuju dan perlombaan pun dimulai. Kancil sengaja memilih rute dengan dahan-dahan besar yang membuat Jerapah kesulitan untuk mengejarnya. Sampai akhirnya, kepala Jerapah terantuk dahan berduri sampai terluka yang membuatnya menangis meminta tolong. Para binatang datang menolong Jerapah dan mengobatinya. Jerapah pun tersadar atas kesalahannya dan meminta maaf dengan para hewan. Para binatang pun menerima permintaan maaf Jerapah dan hutan pun kembali tenang dan damai. Pesan moral Keserakahan bisa menimbulkan kerugian, dan kecerdasan bisa menyelamatkan kita dari bahaya. Artikel terkait 3 Contoh Dongeng untuk Bayi, Kisahnya Simpel dan Penuh Makna 4. Dongeng Kancil dan Siput Kancil merupakan binatang yang larinya sangat cepat, tetapi ia sering menggunakannya untuk cara yang salah. Si Kancil suka mencuri timun milik hewan-hewan di hutan. Hal ini karena, Kancil begitu suka memakan mentimun. Keluarga Siput kali ini menjadi korban ulah Kancil. Timun yang mereka kumpulkan untuk persediaan habis tanpa sisa. Kancil tanpa rasa bersalah kabur dan meninggalkan Siput yang kesal karena makanan yang mereka kumpulkan susah payah, habis begitu saja. Akhirnya, para siput membuat sayembara. Mereka gantian menantang Kancil berlomba lari. Kancil tertawa menghina, Jerapah saja bisa dikalahkan apalagi hanya seekor Siput. Kancil menerima tantangan itu tanpa ragu. Kancil bersiap menyelesaikan lomba lari melintasi hutan dengan santai. Sementara Siput dengan tenang bersiap di garis awal. Dengan menghina, Kancil menyuruh Siput berlari lebih dulu. Kancil kemudian menyusul dengan cepat, tetapi herannya di tikungan ia melihat Siput ada di depannya. Ia berlari makin cepat dan kembali melihat Siput berada di depannya. Sampai di garis akhir, ia melihat Siput sudah sampai dan mendahuluinya. Ternyata, para Siput bekerja sama, mereka mewarnai cangkang dengan warna yang sama seolah mereka sudah melampaui Kancil. Hewan-hewan di hutan juga mendukung usaha para Siput dan membantu mereka. Alhasil, Kancil harus mengakui kesalahan dan tak lagi mencuri timun milik hewan-hewan di hutan. Pesan moral Keserakahan bukanlah sifat yang baik, dan kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan. Artikel terkait Dongeng sebelum tidur Kisah Putri Mawar dan Burung Emas 5. Dongeng Kancil dan Petani Kancil memang sangat menyukai timun dan akan mendapatkannya dengan segala cara. Kebetulan, seorang petani membuat ladang timun di sisi hutan dekat tempat Kancil suka mencari Pak Tani sangat baik, beberapa kali memberi Kancil timun hasil panennya. Timun hasil ladang Pak Tani rasanya berbeda karena dirawat, disiangi dan diberi pupuk. Rasanya lebih segar dan manis daripada yang sering Kancil makan di dalam hutan. Hal ini membuat Kancil ingin memakan semua timun milik Pak Tani. Timbul niat di hati Kancil untuk mencuri timun Pak Tani pada malam hari. Ia pun membuat rencana matang untuk melakukan niatnya di malam bulan purnama. Pada malam yang ditentukan, Kancil sudah sampai di pinggir ladang timun Pak Tani. Ia mengendap-endap dan mulai memakan timun-timun yang telah matang. Perutnya mulai membuncit karena memakan timun terlalu banyak. Tanpa diketahui, ada sepasang mata yang mengawasinya. Kancil sudah mulai kekenyangan tetapi sifatnya yang rakus membuatnya tak mau berhenti. Sampai akhirnya, ia tak sadar menabrak sosok tinggi besar yang menyeramkan. Kancil kaget dan ingin berlari tapi karena terlalu kenyang, badannya pun sangat berat. Tak sadar, kakinya terjerat jebakan yang dibuat Pak Tani. Kancil menangis karena ketakutan. Tangisnya tidak berhenti sampai siang hari. Perut Kancil sakit karena kekenyangan, kakinya luka karena jeratan jebakan, badannya bergetar karena takut dengan orang-orangan sawah yang menyeramkan. Pak Tani yang datang untuk memanen timunnya kaget melihat Kancil terjerat di dekat orang-orangan sawah yang dibuatnya. Pak Tani iba melihat Kancil yang menangis dengan badan gemetar dan kesakitan. Sembari membebaskan Kancil, Pak Tani memberi nasihat agar Kancil tidak mengulangi perbuatannya. Kancil menurut dan meminta maaf pada Pak Tani yang berbaik hati melepaskannya. Ia juga berjanji taka akan mencuri lagi. Pesan moral Keserakahan dan menghianati kepercayaan seseorang kepada kita bukanlah sifat yang baik. Nah, itulah beberapa dongeng Kancil yang bisa Parents bacakan kepada anak sebelum tidur. Semoga bermanfaat, ya! **** Baca juga Pengantar Tidur Si Kecil, Ini 2 Contoh Dongeng yang Bisa Parents Bacakan 10 Pilihan Fabel Sederhana Pengantar Tidur Anak yang Kaya Nilai Moral Kehidupan Dongeng Lutung Kasarung, Punya Pesan Baik untuk Diajarkan kepada Anak Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
SANGMONYET YANG DEGIL. Pada suatu hari Sang Kancil dan rakannya Sang Kura-kura sedang menikmati keenakan buah-buahan di suatu kebun. Tiba-tiba mereka terdengar suara Sang Monyet yang sedang di dalam kelaparan. "Tolong aku Sang Kancil dan Sang Kura-Kura, aku amat lapar sekali. Sudah beberapa hari aku tak makan", kata Sang Monyet dengan sedih.
Cerpen Karangan Nurul FadhillahKategori Cerpen Fabel Hewan Lolos moderasi pada 9 May 2017 Pada zaman dahulu hiduplah seekor monyet rakus. Ia tidak pernah memikirkan teman-temannya yang sedang kelaparan. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib binatang lain di hutan. Pada suatu hari ada seekor kancil dan kura-kura yang sedang berkebun. Mereka menanam berbagai macam buah-buahan ada pisang, semangka, manggis dan melon. Pada siang hari monyet sedang kelaparan. Ia sulit mencari makanan karena musim kemarau. “Huh… huh… Haus… Lapar…” keluh monyet. Tiba-tiba ia melihat kancil dan kura-kura yang sedang memanen buah semangka. Monyet berniat untuk menghampiri kancil dan kura-kura untuk meminta hasil kebun mereka. “Hai kancil, hai kura-kura” sapa monyet. “Hai monyet” Jawab kancil dan kura-kura dengan serempak. “Apa aku boleh meminta buah-buahan kalian? Aku sangat lapar.” Permintaan dan keluh monyet. “Silahkan monyet. Kami tidak bisa menghabiskan semuanya berdua saja. Tapi sisakan untuk kami.” Ucap si kura-kura. Dengan gembiranya monyet langsung memakan buah-buahan di kebun kancil dan kura-kura. Tetapi, monyet tidak mendengarkan ucapan kura-kura, ia menghiraukan pesan kura-kura. Tiba-tiba monyet melihat banyak sekali pohon pisang, ia berniat untuk memakannya. Tetapi, si kancil mencegahnya karena pisang tersebut belum matang. “Jangan dimakan monyet. Pisang itu belum matang.” Perintah kancil Monyet tetap memakannya. Tetapi, monyet memuntahkannya kembali karena rasanya masih sangat asam. Sampai akhirnya monyet menemukan pisang yang sudah matang. Ia memakannya sendiri dan tidak membagikannya kepada kancil dan kura-kura. Ia memakannya sambil bersantai di bawah pohon pisang. “Turun kau monyet. Jangan kau habiskan pisang itu.” Perintah kancil dengan amarahnya yang sudah memuncak. Namun, monyet tidak mempedulikan ucapan kancil. Kancil dan kura-kura berencana untuk membuat jebakan untuk monyet. Kancil bertugas untuk mengumpulkan kotoran dan kura-kura bertugas untuk mengumpulkan daun-daunan kering. Kotoran hewan tersebut diletakkan di bawah pohon pisang tempat monyet memakan pisang, kotoran tersebut ditutupi oleh daun-daunan kering. Setelah menghabiskan pisang di pohon itu, monyet turun dari pohon dengan meloncat ke bawah dengan penuh kegembiraan. Dan hasilnya tubuh monyet pun jatuh tepat di atas kotoran hewan. Monyet berguling-guling ke tanah untuk menghilangkan kotoran itu. “Aaaaaaa…” Teriak monyet. “Ahahahaa rasakan akibatnya monyet.” Ucap kancil dan kura-kura dengan tertawa. Monyet pun melihat sungai dan langsung meloncat ke air ia menangis karena badannya bau dan kotor. Dengan perasaan iba Si kancil dan Si kura-kura membantu monyet membersihkan diri di sungai. Akhirnya, monyet pun menyesal dengan perbuatannya. Ia meminta maaf kepada kancil, kura-kura dan binatang hutan lainnya. Ia berjanji tidak akan menjadi monyet yang rakus. Dan mau berteman dan berbagi ke binatang lainnya. Kancil, kura-kura dan binatang hutan lainnya memaafkan monyet. Mereka bersahabat baik dengan monyet. Monyet dan binatang lainnya pun bahagia Cerpen Karangan Nurul Fadhillah Facebook Nurul Fadhillah nama saya nurul fadhillah lahir di mojokerto 16 juli 2003. pelajar di SMPN 1 PURI. Cerpen Monyet Yang Rakus merupakan cerita pendek karangan Nurul Fadhillah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Ketika Kucing Peliharaan Kesal Pada Majikannya Oleh Alyaniza Nur Adelawina Chutty selalu kesal sama majikannya yang masih 7 tahun. Namanya Syadiqa Raudatullah atau Syasya. Chutty adalah kucing peliharaan Syasya yang imut dan gemesin. Pantas saja jika gadis kelas 2 Tiga Cacing Oleh Simphony Valerian Sakinah Di suatu halaman rumah hiduplah tiga Cacing. Di pagi itu tiga Cacing mendengar kabar bahwa sang pemilik rumah akan memelihara ayam. Tiga Cacing tersebut segera berencana untuk menggali lubang Curahan Hati Pom Pom Oleh Sitti Nasirah Sang senja kembali menyapa. Matahari jingga beringsut menghilang, digantikan ufuk-ufuk merah pertanda waktu maghrib akan segera datang. Saatnya aku harus segera kembali ke rumah. Dari segelintir cerita orang tua Pohon, Tupai dan Burung Oleh Royyani Hwan Dalam sebuah hutan belantara, ada tiga sahabat yang sangat dekat satu sama lain. mereka adalah sebuah pohon tua, seekor burung dan seekor tupai. Sudah sedari kecil mereka bersama-sama, hingga Kisah Ayam Yang Sombong Oleh Faisal Amri Pada suatu hari di sebuah hutan yang rimba. hiduplah seekor ayam hutan jantan, karena ayam hutan itu sangat sombong dan keras kepala ia selalu mengajak semua binatang yang ada “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
CeritaKancil dan Musang menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari seekor musang yang kerap mencuri ayam milik para warga. Karena semakin resah, para warga pun membuat jebakan untuk menangkap pencuri ayam mereka. Sialnya, musang bernama Musi itu mengetahui rencana warga. Meski begitu, ia tetap nekat mencuri ayam.
Pada Zaman Dahulu,Disebuah Rimba Terdapat Seekor Kancil Yang Sangat Bijaksana Diberi Nama Sang Kancil. .Kisahnya Bermula Pada Suatu Hari Ketika Ia Sedang Keluar Mencari Makanan Dipinggir Kancil Sudah Beberapa Hari Tidak Makan Kerana Hutan Yang Dihuninya Itu Sudah Kehabisan Sumber Makanan. Nasib Menyebelahi Sang Kancil Apabila Dia Menemukan Beberapa Pohon Pisang Yang Tengah Masak Malangnya Pohon Pisang Tersebut Agak Tinggi Dari Jangkauan Sang Mencuba Mengigit Pisang Yang Terjuntai Cantik Itu Namun Puas Mencuba Dia Akhirnya Pergi Meminta Bantuan. Belum Lama Berjalan,Dia Terserempak Dengan Sang Monyet Yang Sedang Terbaring Kelaparan.''Wahai Sang Monyet,Aku Ingin Meminta Pertolongan Darimu.,''Kata Sang Kancil Dengan Kerana Sang Monyet Pandai Memanjat Jadi Ia Sangat Sesuai Untuk Menolongnya Memetik Pisang Itu.''Aku Tak Larat Kancil..Dah 4 Hari Aku Tak Makan.,''Balas Sang Monyet Lemah. ''Tidak Mengapa Wahai Sang Monyet, Kerana Aku Baru sahaja Menemukan Beberapa Pohon Pisang Yang Tengah Masak Ranum Dipinggir Sungai Petikkanlah Untuk Kita Berdua.,''Balas Sang Kancil Sangat Berharap Sang Monyet Sudi Menolongnya Kali Kata~kata Sang Kancil,Sang Monyet Terus Bersemangat.''Baiklah Kancil..Kau Tunjukkanlah Tempat Itu Kepadaku.,'' Katanya Kancil Pun Membawa Sang Monyet Ke Pinggir Sungai Tempat Letaknya Pisang~Pisang Tadi. Sebaik Sahaja Sampai,Sang Monyet Menjerit Segera Memanjat Pohon Pisang Tadi Dengan Memperdulikan Sang Kancil Yang Kelaparan Dibawah,Dia Memakan Pisang~Pisang Tersebut Dengan Gelojoh.''Lemparkanlah Aku Sedikit Pisang Wahai Sang Pun Sudah Beberapa Hari Tidak Makan.,''Teriak sang Kancil Dari Sang Monyet Tidak Memperdulikannya. Malah Ia Turut Melemparkan Kulit Pisang Kearah Sang Kancil Lalu Tertawa Girang. Sang Kancil Agak Terkejut Dengan Kelakuan Sang Monyet. Sang Kancil Juga Berasa Sangat Kesal Dan Kecewa Kerana Ketamakkan Sang Monyet Yang Langsung Tidak Memberinya Walau Sebiji Pisang.''Terima Kasihlah Kancil..Tunjukkan Aku Makanan Ni Tetapi Makanan Dihutan Ini Sudah Sangat Berkurangan Jadi Aku Tidak Mahu Berkongsi Pisang Ini Carilah Makanan Ditempat Lain Pula.,''Kata Sang Monyet Lalu Menjelirkan Lidahnya Kearah Sang Kemudian Melemparkan Kulit Pisang Kearah Sang Kancil Sambil Bernyanyi Riang. Sang Kancil Menggeleng~gelengkan Kemudian Beredar Dengan Perasaan Belum Jauh Berjalan,Dia Ternampak Duri~Duri Kayu Yang Panjang Dan Tajam Diatas Tanah . Tanpa Membuang Masa Dia Mengumpul Duri~Duri Tersebut Lalu Dibawa Ke Tempat Sang Monyet Yang Sedang Asyik Memakan Buah Pisang Dengan Riang Itu.'Oleh Kerana Ketamakkanmu,Aku Terpaksa Berbuat Bergini.,'Bisik Sang Kancil Perlahan Lalu Meletakkan Duri DiSekeliling Pohon~Pohon Pisang Tersebut Dan Kawasan Disekitarnya. Sang Monyet Tidak Menyedari Perbuatan Sang Kancil Kerana Lalai Menikmati Kelezatan Pisang Yang Sedang Masak Ranum itu. Setelah Selesai Meletakan Duri Diseluruh Kawasan Persekitaran Sang Monyet,Sang Kancil Pun Harus Pergi Mencari Makanan Ditempat Lain Pula Kerana Sang Monyet Tidak Mahu Berkongsi Makanan Dengannya. Apabila Sang Monyet Sudah Menghabiskan Kesemua Buah Pisang Tersebut Ia Melompat Ketanah Lalu Tercucuk Duri Yang Telah DiTabur Sang Monyet Akhirnya Mati Kerna Ketamakkannya.
Taklama setelah tiga dara sekawan pergi,para pemburu datang. Mereka melihat tubuh si kancil yang tergantung terkena perangkap mereka. "Hei lihat apa yang kita tangkap..Seekor kancil..".Kata pemburu A. "hmm..Tapi sepertinya kancil itu sudah membusuk,mungkin sudah beberapa hari dia terjebak dan mati kelaparan.
Cerpen Karangan Ernia WulandariKategori Cerpen Anak, Cerpen Fabel Hewan Lolos moderasi pada 19 January 2019 Suatu hari, si kancil berjalan di kebun jambu air… “Hmmm, jambu air itu begitu ranum sehingga aku ingin memetiknya namun pohon jambu itu terlihat sangat tinggi” Si kancil mengeluh. Tiba-tiba monyet muncul dan langsung tergelantung di pohon. “Heii kancil, sedang apa kamu di situ?” Tanya si monyet yang kekal dengan pohon pisang saja. “Aku sedang menunggu jambu air itu berjatuhan” Usap si kancil. “Ohh, ini pohon jambu air, buahnya enak gak cil?” Tanya si monyett “Jelas donk enak, kalau gak enak ngapain aku nungguin buah itu jatuh di sini!!!” Ucap si kancil. “Jangan jutek gitu donk cil kan aku gak tau!” Usap si monyet “Kalau begitu aku bawakan jambu air itu untukmu cil!!!” Luluh monyet “Baiklah, aku akan menunggu buah jambu itu jatuh” Senang kancil “Okee dech cil kamu tunggu di bawah, aku yang memanjatnya” Kata monyet “Iyahh baik” “Oiyah cil, kalau yang enak itu berwarna apa?” Kata monyett “Yang berwarna putih, kalau yang berwarna merah itu masih mentah.” Bohong kancil “Okee, aku akan menjatuhkan jambu air yang mentah untukmu cil, sedangkan yang enak akan aku makan di pohonnya” Dalam hati monyet “Mana jambunya monyet” Kata kancil “Nihh untukmu cil jambunya, aku akan makan di atas pohon!” Kata monyet “Baiklah…” Kata kancil Selesai Cerpen Karangan Ernia Wulandari Blog / Facebook Ernie Wulandariee Cerpen Si Kancil Dan Seekor Monyet merupakan cerita pendek karangan Ernia Wulandari, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Animal Inside Cardboard Part 1 Oleh Fanny Egi Sanjaya Rintik hujan telah turun, disebuah kota yang ramai akan manusianya yang selalu berlalu lalang. Di sore hari dengan keadaan masih hujan, ada seorang manusia dengan baju basah dan membawa Sahabatku Direbut Olehnya Oleh Sabila Salwa Putri Wahyuhadi Hai namaku Sabila Salwa Putri Wahyuhadi cukup dipanggil Salwa “Salwa bangun! cepat bangun terus shalat subuh” bentak bunda. Aku bangun dan shalat subuh sehabis shalat subuh aku tidur. Dan Si Kembar Yang Cerdik Oleh Arifah Kaifah Yasak “Ayo, cepat kita pergi” ajak Raisa pada Raina kembarannya. “Iya, bentar” balas Raina. Kedua saudara kembar itu segera berangkat ke Rumah yang diyakini rumah seorang penculik handal. Raina dengar Tak Boleh Begitu Oleh Gerardus Ragha Putra Situmorang, SMP Tarakanita 1 Jakarta Pada hari Senin, setelah semalaman hujan mengguyur wilayah DKI Jakarta secara merata dan deras. Air hujan yang tersisa berjatuhan dari atap rumah-rumah warga. Embun yang menempel pada jendela rumah, Bad Memory Oleh Hanania Anna, Gadis Remaja dari keluarga kaya raya. Bagaimana tidak? Ayahnya seorang Walikota plus pemilik Perusahaan terkenal. Sedangkan Ibunya seorang Artis dan Desaigner. Kakaknya juga seorang penyanyi yang sering mengadakan “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Diatas pokok jambu itu, tinggal seekor monyet. Sang Kancil lalu meminta pada Sang Monyet, "Wahai Sang Monyet, berikanlah aku sebiji jambu!" Tetapi Sang Monyet enggan memberikan buah jambu kepada Sang Kancil. "Kalau engkau mahu makan, engkau panjatlah sendiri," Sang Monyet berkata dengan sombong. Sang Kancil mendapat suatu akal.
WAWANCARA Sudah 38 tahun usia filem animasi pendek ikonik, Hikayat Sang Kancil dan Monyet, diterbitkan Hassan Abd Muthalib. Dia seorang animator, pengkritik dan pengarah filem, serta pelukis Malaysia yang mempelopori filem animasi di yang sarat dengan kisah teladan itu sangat popular suatu masa dahulu dan ditayangkan di televisyen antara 1985 hingga menghampiri empat dekad usianya, filem itu sedikit pun tidak membuat penonton jemu bahkan masih lagi segar pada ingatan rakyat ramai juga yang mendambakan cerita-cerita sedemikian menghiasi kaca-kaca televisyen mereka, bukan seperti mana filem animasi yang sedia ada hari itu dikongsikan sendiri Hassan dalam temu bualnya bersama Malaysiakini di kediamannya di Pandan Indah, Kuala Lumpur, baru-baru kembali sejarah pembikinan filem pendek itu, Hassan berkata, dia langsung tidak pernah terfikir Hikayat Sang Kancil dan Monyet itu akan diulang tayang sehingga ke hari dengan politikKatanya filem animasi pertamanya itu yang mengambil masa selama 18 tahun untuk disiapkan."Tun Mahathir Mohamad jadi perdana menteri pada 1981. Sekitar 1982 hingga 1984 Datuk Seri Adib Adam yang diangkat sebagai menteri penerangan datang melawat Filem Negara Malaysia."Dia tengok filem yang pertama, Hikayat Sang Kancil yang memakan masa 18 tahun untuk siap, satu orang saja yang buat. Buat sikit-sikit," Hassan berkata, selepas ia disiapkan filem terbabit tidak dapat ditayangkan. Katanya, ia berpunca daripada sebab-sebab politik."Ahli politik punya kerenah. Jadi, akhirnya ditayanglah pada 1983," kepada pembikinan filem animasi pendek itu, kata Hassan dia telah diminta oleh menteri untuk menyiapkan 13 episod ketika dia sendiri awalnya langsung tidak tahu apa-apa mengenainya pembikinan filem animasi."Dia tak tanya pun sama ada kami tahu buat ke apa. Kami pun tak pernah buat. Saya pula baru naik pangkat, jadi ketua unit."Pada masa itu, takkan saya nak kata saya tak tahu buat animasi. Budak-budak ITM kini UiTM semua pun takut dibuatnya, dan saya pun kena kecamlah, kononnya nak angkat diri sendiri walhal saya pun tak tahu," bahasa filemApa yang lebih membimbangkan Hassan ialah, pembikinan filem animasi itu turut dilaporkan media pada ketika itu. Namun kata Hassan ada insan yang baik hadir untuk membantunya di saat dia benar-benar perlukan pembikinan filem animasi berkenaan, Hassan berkata ada sebab mengapa ia masih diingati dan ditonton ramai berbanding animasi kontemporari dan lebih kompleks."Sebab bahasa filem dalam Sang Kancil. Anugerah Merdeka sekitar 2018 yang saya dapat itu juga salah satunya sebab yang inilah, sebab bahasa filem," menerima Anugerah Merdeka 2018 bagi kategori pendidikan dan komuniti tajaan Petronas, ExxonMobil serta Shell kerana pencapaian luar biasanya mempelopori bidang animasi tempatan selama lebih 50 tahun."Shot yang pertama dalam filem itu ialah sungai dan pokok-pokok kekuningan kerana matahari baru nak naik. Dalam bahasa visual, kuning maknanya ada unsur spiritual."Maksudnya kaitan ia dengan orang adalah akrab, ada elemen spiritual atau sekurang-kurangnya dia adalah orang yang ada moral."Maknanya, cerita ini adalah sesuatu yang spiritual atau pun moral, ada mesej," Hassan, untuk menghasilkan sebuah filem yang baik, langkah pertama yang perlu diambil ialah meraikannya sebagai suatu karya, kemudian membawa sesuatu isu, diikuti menampakkan budaya sesuatu bangsa atau negara."Shot kedua baru ada rama-rama, nampak suasana cantik tetapi selepas itu kita tahulah akan ada kucar-kacir. Jadi, warna hijau, kuning ini semua warna-warna positif."Kemudian ada kancil berjalan dan berdiri dalam hutan dan ada bunga-bunga di depan, ada pula cahaya daripada atas."Tengoklah apa filem pun, kalau seseorang itu duduk di tepi tingkap dan cahaya jatuh dekat dia atau pun ada cahaya dari mana-mana datang, maknanya dia spiritual atau dia moral," di awang-awanganTambah Hassan, kadang-kadang ia seperti itu, katanya, ada dipaparkan dalam filem The Lion King apabila Rafiki mengangkat Simba dan pada masa itu awan terbuka serta ada cahaya berkenaan, katanya, menunjukkan bagaimana anak singa itu mendapat pengiktirafan dan restu untuk kemudiannya menjadi raja singa."Inilah bahasa visual, jangan main letak saja. Setiap shot harus bermakna serta cantik," Hassan, kontras yang diwujudkan pada babak monyet melompat-lompat dari pokok ke pokok tanpa menjejak tanah juga menghantar mesej yang bahasa filem, katanya, ia menunjukkan bagaimana ada sesuatu yang tidak betul pada haiwan tersebut dan ia berada di awang-awangan. Kemudian warna yang melatari babak itu ialah coklat dan ia adalah warna yang tidak ada harmoni dan mahu menunjuk-nunjuk."Selepas itu dia bergayut di pokok sehingga burung tengah tidur pun terjaga. Maknanya dia menyusahkan orang."Apabila monyet dan kancil bekerja di taman, shot datang dari belakang monyet. Ini dah negatif dan apabila monyet tak dengar cakap dengan memakan cili dia lompat-lompat dan pokok bersilang. Apa maknanya?"Maknanya, jelas monyet melakukan kesalahan tanpa perlu kancil cakap dan shot terakhir kancil dengan kura-kura berjalan balik dengan warna kuning, hijau dan sebagainya," Hassan bahasa filem sedemikianlah yang membuatkan karyanya terus diulang tayang dan diminati ramai, sama seperti cerita yang dihasilkan Allahyarham P Ramlee."Bahasa filem ini tersirat dan ada kesan kepada subconscious mind minda bawah sedar."Jadi, itulah kesan yang ada dalam Hikayat Sang Kancil dan Monyet," lanjut, Hassan yang dikenali juga dengan gelaran Bapa Animasi Malaysia berkata ada karyanya yang turut dikaitkan dengan kes rasuah pemimpin Umno ketika ia siap untuk itu katanya di negara ini sedang panas dengan isu dakwaan rasuah membabitkan Menteri Besar Selangor ketika itu, Allahyarham Harun Idris."Dalam Hikayat Sang Kancil ada satu dialog semasa buaya mengangkap kaki kerbau dan kancil datang."Kata Sang Kancil, apa yang dilakukan buaya itu salah. Lalu buaya itu berkata inilah dunia. Sang Kancil pun kata mari kita tanya tikar buruk yang hanyut dibawa sungai."Tikar buruk pun berhenti dan berkata semasa berguna kami dipakai, tapi bila dah tak berguna, dicampak," Hassan ketika itu ada menteri dari Umno yang menganggap animasi tersebut sebagai tidak cukup berkualiti, justeru tidak wajar katanya, keadaan berbeza selepas Mohd Adib menjadi menteri penerangan dan dia bertegas mahu karya tersebut disiarkan untuk tatapan umum.
DongengKisah Monyet dan Unta Peniru - Pada suatu perayaan besar di sebuah hutan untuk menghormati sang Singa penguasa hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada perayaan tersebut. Tarian monyet tersebut begitu indah shingga membuat semua hewan yang menyaksikan menjadi senang dan terhibur melihatnya.
aDHoOxh.